Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam meminta agar pemerintah segera membuka kantor perwakilan Indonesia di Palestina. Hal itu perlu dilakukan sebagai bentuk kongkrit pengakuan Palestina sebagai negara yang merdeka. Selain itu, pembukaan kantor perwakilan juga sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajah Zionis Israel.
Desakan tersebut dikemukakan oleh ketiga pimpinan ormas Islam besar di Indonesia saat mengikuti Konferensi Komunitas Asia Pasifik untuk Palestina di JCC Senayan, Jakarta, 29 – 30 Juni 2011. Mereka adalah Persatuan Islam(Persis), Mathlaul Anwar, dan Ikatan Da’i Indonesia (IKADI).
“Sudah saatnya Indonesia berani mengemukakan secara kongkrit untuk membuka kantor perwakilannya di Palestina. Karena Palestina adalah negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia,” kata Ketua PB Mathlaul Anwar KH Sadeli Karim, Lc.
Ketua Persis Prof Maman Abdurrahman dan Ketua IKADI Pusat DR Satori Ismail setuju dengan usulan tersebut. Menurut Maman, pengakuan Palestina sebagai negara yang merdeka adalah puncak dari berbagai macam pertemuan, baik di tingkat regional maupun internasional. Dia juga menyerukan agar para NGO di Indonesia bahu membahu membebaskan Palestina karena itu bagian dari ibadah, bagian dari masalah keummatan dan juga bagian dari kebangsaan.
“Saat ini masalah Palestina adalah masalah kemanusiaan. Ratusan jiwa bahkan ribuan orang menjadi korban kejahatan Zionis Israel. Sebagai ummat Islam, kita wajib menolong orang yang dizalimi. Indonesia anti penjajahan, saatnya kita membela orang-orang yang terjajah,” kata Ketua IKADI Pusat Satori Ismail.
Satori menambahkan, dari hasil pertemuan paralel di konferensi (ASPAC 2011) ini, semua peserta sepakat untuk terus membantu rakyat Palestina dalam bentuk apapun. Hingga saat ini masih banyak rakyat Palestina yang menjadi pengungsi.
“Kita tunggu saja hasil akhir pertemuan kita ini. Semoga penjajahan di atas dunia benar-benar hilang dengan merdekanya Palestina,” pungkasnya. (aspacpalestine)
sumber : dakwatuna.com
“Sudah saatnya Indonesia berani mengemukakan secara kongkrit untuk membuka kantor perwakilannya di Palestina. Karena Palestina adalah negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia,” kata Ketua PB Mathlaul Anwar KH Sadeli Karim, Lc.
Ketua Persis Prof Maman Abdurrahman dan Ketua IKADI Pusat DR Satori Ismail setuju dengan usulan tersebut. Menurut Maman, pengakuan Palestina sebagai negara yang merdeka adalah puncak dari berbagai macam pertemuan, baik di tingkat regional maupun internasional. Dia juga menyerukan agar para NGO di Indonesia bahu membahu membebaskan Palestina karena itu bagian dari ibadah, bagian dari masalah keummatan dan juga bagian dari kebangsaan.
“Saat ini masalah Palestina adalah masalah kemanusiaan. Ratusan jiwa bahkan ribuan orang menjadi korban kejahatan Zionis Israel. Sebagai ummat Islam, kita wajib menolong orang yang dizalimi. Indonesia anti penjajahan, saatnya kita membela orang-orang yang terjajah,” kata Ketua IKADI Pusat Satori Ismail.
Satori menambahkan, dari hasil pertemuan paralel di konferensi (ASPAC 2011) ini, semua peserta sepakat untuk terus membantu rakyat Palestina dalam bentuk apapun. Hingga saat ini masih banyak rakyat Palestina yang menjadi pengungsi.
“Kita tunggu saja hasil akhir pertemuan kita ini. Semoga penjajahan di atas dunia benar-benar hilang dengan merdekanya Palestina,” pungkasnya. (aspacpalestine)
sumber : dakwatuna.com
Posts
Post a Comment